Sepuluh remaja jelita beserta 1 orang pendamping duduk melingkar untuk berdiskusi di Jl. Lebak Arum Barat No. 21, Surabaya pada hari Senin (14/6/21). Tujuan diadakannya urun rembuk tersebut untuk membahas partisipasi remaja putri dalam setiap pendampingan belajar di basis SMM Lebak. Mengingat anak berusia sekolah dasar yang jumlahnya belasan siswa perlu adanya tambahan kakak pendamping.
Keterlibatan remaja usia SMP tersebut harapannya dapat mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi jauh lebih efektif. Mereka akan ambil bagian pada hari Senin dan Rabu tepatnya pukul 18.00-20.00 WIB. Masing-masing bakal melibatkan dirinya sesuai dengan kemauan serta kemampuan yang dimiliki. Yang gemar bermain sambil belajar akan mendampingi siswa PAUD dan TK. Lalu untuk remaja yang pandai ilmu bahasa baik Indonesia ataupun Inggris dengan senang hati menyediakan diri menyertai anak usia SD kelas 1-6. Bagi mereka yang terlanjur cinta pada rumus dan angka, dengan senang hati akan mengajar bidang studi matematika.
Sepintas memang tak ada yang istimewa dari pelibatan semacam ini. Namun, jangan lupa jika kesempatan yang diberikan kepada mereka adalah sebuah peristiwa yang langka.
Memberikan pengalaman menjadi seorang tenaga pendidik di usia belia secara tak langsung bermanfaat untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan menanamkan kepedulian mereka terhadap sesama. Minimal mereka sadar bahwa tiap individu selalu memiliki potensi untuk mampu mengembangkan orang lain. Tak peduli dari mana asal mereka, apapun status sosialnya di masyarakat.
Terbagi untuk berbagi. Kalimat tersebut sepertinya tepat untuk merangkum dialog yang terjadi pada malam itu.
Oleh Agus Eko Kristanto/ Divisi PPS