Lebaran kali ini aku mudik ke desaku di Madura. Aku sangat senang sekali, aku bersama keluargaku berangkat ke Madura setelah melaksanakan Sholad Ied di Masjid dekat rumahku. Setelah bersalaman saling meminta maaf dengan orang-orang kampung, teman-teman dan orang tua, kami pulang untuk bersiap-siap untuk mudik ke Madura. Aku dan ketiga adikku sudah tidak sabar untuk segera pergi berangkat ke desa untuk ketemu Kakek, Nenek, dan saudara di kampung.
Setelah semua beres, saya dan keluarga berangkat naik angkot dari Joyoboyo ke Terminal Bungurasih untuk naik bus ke Madura. Waktu sampai di terminal Bungurasih, ramai sekali. Banyak orang juga ingin mudik lebaran. Untungnya aku dan keluargaku mendapat tempat duduk meski harus berjubel. Adikku yang masih kecil menangis terus karena panas udara dalam bis dan bau-bau keringat. Namun setelah bus berjalan, udara mulai bisa berganti dan adikku mulai terlelap tidur. Aku sengaja tidak tidur, aku ingin melihat pemandangan dari dalam bus. Aku sangat senang sekali, banyak kulihat lalu lalang orang-orang yang sedang mudik untuk berlebaran. Setelah beberapa lama, akhirnya aku sampai di pelabuhan……untuk naik kapal laut menuju Madura.
Sampailah aku di desaku tercinta. Aku senang sekali dapat bertemu dengan kakek dan nenekku. Aku dan keluargaku langsung sujud dihadapan kakek dan nenek untuk meminta maaf atas segala perbuatan yang kami sengaja maupun tidak kami sengaja. Setelah berbincang sebentar dengan bapak, kakek mengajak kami makan. Masakan yang dibuat nenek memang khusus menyambut kedatangan kami. Ayam bumbu bali kesukaanku dan adik-adikku. Setelah makan aku langsung diajak teman-teman di desa keliling kampong untuk bersilaturahmi dari rumah ke rumah. Di setiap rumah yang aku singgahi aku dan teman-teman mendapat uang, ada yang ngasih 1000 rupiah, 2000 rupiah, dan bahkan 5000 rupiah. Aku dan adik-adik sangat senang sekali dapat uang untuk jajan dan ditabung.
Nah, begitu teman-teman ceritaku selama lebaran di Madura. Aku berharap, lebaran kalian juga baik-baik saja bersama keluarga. Tak lupa saya mohon maaf lahir dan batin kepada teman-teman di Sanggar Merah Merdeka. Tak lupa juga kepada kakak-kakak pendamping yang setia menemani belajar dan bermain kami semua di sanggar.
oleh Rossi
1 comment for “Cerita Mudik Lebaran”