Liburanku terasa mengasikan, aku diajak Ayahku pulang ke rumah kakek di Pasuruan. Aku bersama keluargaku akhirnya naik mobil pergi ke Pasuruan. Karena jarak Surabaya ke Pasuruan jauh, aku akhirnya tertidur dalam perjalanan. Entah berapa jam aku tertidur, aku dibangunkan Ayahku kalau kita sudah sampai di desa. Senang sekali hatiku dapat berkunjung ke rumah kakek.
Pagi hari di desa terasa sejuk, aku diajak jalan-jalan sama Ayah dan keluargaku yang lain. Aku foto-fotoan di persawahan dekat rumah Kakek. Waktu jalan-jalan itu aku bertemu dengan Pakdenya Ayahku, kemudian aku diajak untuk ikut membajak di sawah. Aku juga diajari cara menanam padi. Katanya, sebelum padi ditanam tanah harus dibajak dulu. Aku disana juga ikut membajak sawah dengan kerbau, ternyata membajak sawah itu berat dan sangat susah, harus bisa mengendalikan kerbaunya. Pada waktu menanam padi aku memegang cacing, aku menjerit ketakutan. Tangan dan kakiku juga belepotan lumpur, lalu aku diajak pulang. Sebelum pulang aku diajak membersihkan tangan dan kaki di sungai dekat sawah.
Dalam perjalanan pulang, aku tidak langsung pulang, tetapi mampir dulu ke rumah Bibi dari Ayahku. Sampai di rumah Bibi aku melihat banyak sekali Sapi Perah di belakang rumahnya.
Kemudian aku diajak sama Pak Lik untuk belajar memerah Sapi. Kata Pak Lik memerah susu sapi harus hati-hati, karena kalau kita tidak hati-hati bisa ditendang oleh kaki sapi. Saya pegang susu sapinya, saya peras seperti petunjuk Pak Lik. Tetapi susu yang keluar sedikit sekali dan dengan susah payah aku terus berusaha dan akhirnya bisa keluar banyak. Senang sekali rasanya bisa memerah susu, tapi menurut Pak Lik, susu yang baru diperah tidak bisa langsung diminum. Harus dimasak dulu agar bakteri dan penyakit yang ikut bersama susu mati. Aku pun berhasil mencicipi susu yang sudah dimasak, aku senang sekali, karena susu itu hasil perahanku sendiri, hasil usahaku dengan susah payah.
Keesokan harinya aku diajak oleh Ayah dan keluargaku menuju tempat Wisata Air Terjun dekat desa Ayahku. Dalam perjalanan, aku melihat pemandangan yang tidak bisa aku temui di Surabaya. Gunung, Bukit-bukit, dan sungai-sungai yang sangat mempesona. Sebelum sampai di Air Terjun, aku dan keluargaku harus berjalan menyusuri jalan setapak untuk sampai di Air Terjun. Rasa lelah itu akhirnya menjadi hilang ketika saya dan keluarga sampai di Air Terjun itu, aku pun langsung mandi dibawah guyuran Air Terjun yang dingin sambil bercanca ria dengan keluargaku.
Liburan di desa Ayahku harus berakhir, aku dan keluargaku harus kembali ke Surabaya. Setelah berpamitan dengan saudara-saudara di desa, akupun meninggalkan desa dengan hati yang gembira. Dalam perjalanan pulang akupun merenung, aku berharap pengalamanku ini tidak terlupakan.
Sekian dulu ya teman-teman ceritaku dari desa, mungkin lain waktu ada cerita lain yang mengasikkan. Ini ceritaku, apa ceritamu?
oleh Ariyanti