Kisahku selama aku mengenal sanggar
Kisah pertamaku ketika aku pertama mengenal sanggar dimulai dari teman yang mengajakku bermain di sanggar. Ketika pertama datang di sanggar saya bertemu dengan beberapa orang antara lain mas Heru, mas Ayas, Pras dan beberapa adik-adik seperti Firda, Lia, Iyan dll. Disana aku melihat mereka ada yang bermain alat musik, dan ada juga yang belajar seperti halnya mengerjakan PR dari sekolah. Dan teman-teman mengajakku bermain. Setelah bermain aku lanjut ngobrol bersama, sedikit sharing, diskusi maupun saling bertukar pikiran.
Pertama kali mas Heru yang memperkenalkan tentang sanggar dengan beberapa penjelasan mengenai kegiatan sanggar maupun beberapa kegiatan yang besar yang sudah diprogramkan sanggar. Ketika mendengar berbagai kegiatan di sanggar yang begitu menarik bagiku karena memang sejak dulu aku tidak pernah mengikuti berbagai organisasi sosial bahkan yang berkaitan dengan anak, dari hari ke hari bermain di sanggar mulai rasa suka dengan anak-anak dan mulailah memberanikan diri untuk bergabung di sanggar agar apa yang menjadi rasa ingin tahuku dapat tersampaikan.
Begitu hari pertamaku mengikuti kegiatan malam yang salah satunya menjadi kegiatan rutinitas sanggar dan ketika itu pertama kali mas heru mengenalkanku di suatu tempat yang menjadi salah satu lokasi tempat bermain anak-anak yang diadakan sanggar tiap hari senin – jumat di kampung tales pos 7. Ketika pertama kali aku datang di pos 7 aku takut dan bingung melihat begitu banyak anak kecil yang berkegiatan. Nah… yang membuat aku heran anak-anak begitu ramah dan menghampiriku untuk di ajak bermain bersama, dan ketika kegiatan sanggar dimulai mereka berkumpul di dalam pos dan dari sekian banyak anak yang datang ada anak yang belajar (mengerjakan pr dari sekolah) dibantu dengan salah satu kakak relawan, ada juga beberapa anak-anak yang bermain denganku sampai akhirnya kegiatan kami pun selesai jam.20.45 wib.
Keesokan harinya aku masih bergabung dengan rutinitas kegiatan di sanggar tetapi kali ini beda lokasi bukan di pos 7, melainkan di pos lainnya yakni pos 4, dimana lokasi ini masih berada di satu kampung yakni Tales. Di pos 4 berbeda dengan pos 7 karena pos 4 halamnya luas. Di pos 4 malam itu aku bertemu dengan temen-temen relawan dan pertama kali ketemu dengan mbak Rosa dimana mereka sedang bernyanyi bersama yang diiringi gitar aku pun ikut bernyanyi, menyanyikan lagu anak-anak salah satunya balonku ada 5 yang dinyanyikan dengan berbagai huruf vokal AIUEO.
Itulah serangkaian kegiatan yang ada di sanggar setiap harinya. Hari-hari selanjutnya, yang masih bertepatan di bulan Januari saya bergabung bersama teman-teman di sanggar yang akan mengikuti serangkaian acara yang diadakan dikantor YKBS (Yayasan Kasih Bangsa Surabaya) yang menaungi Sanggar Merah Merdeka. Acara lebih pada acara kumpul-kumpul, makan bersama sebagai serangkaian acara natalan yang adakan oleh YKBS. Ini adalah kali pertama aku mengikutinya sehingga aku sama sekali tidak mengerti dan tidak mengenali beberapa orang yang bergabung dalam acara tersebut. Di tengah-tengah acara aku sempat dipersilahkan untuk memperkenalkan diri untuk pertama kalinya. Setelah serangkaian acara terlaksana dengan baik hingga ke penutup acara, aku bersama teman-teman kembali ke sanggar.
Masih dengan rutinitas sehari-hari dengan mengajak anak-anak bermain bersama sebelum kegiatan di mulai, kali ini kegiatan sanggar mengajarkan anak-anak tentang bagaimana itu menggambar, mewarnai dengan baik, dan mengajarkan menuliskan sesuatu yang dipikirkan anak-anak itu sendiri, dan masih banyak lagi. Sebelumnya aku tidak pernah mengajari begitu banyak anak seperti yang ada di sanggar. Mengajari belajar itupun dengan adik ku sendiri. Bagi ku ini adalah nilai positif untuk aku sendiri dan saatnya aku untuk belajar memberanikan diri mengenal anak-anak.
Setelah kegiatan di kampung selesai setiap malamnya selalu ada evaluasi kegiatan di sanggar. Evaluasi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses kegiatan yang ada di basis, dan tujuan lain dari evaluasi ini untuk membiasakan seseorang dalam memberanikan diri untuk berbicara.
Di sanggar ini adalah proses pertamaku untuk menghilangkan rasa takut dan rasa malu yang sejak dulu sering muncul dalam diriku. Setelah sekian lama aku mengikuti sanggar banyak sekali nilai positif atau perubahan baik yang ada dalam diriku. Salah satunya sikap pemalu saya terhadap orang baru perlahan hilang dan aku yang dulu sebelum mengikuti sanggar adalah tergolong orang yang sangat pendiam dan setelah beberapa bulan aku mengikuti sanggar rasa pendiam karena maluku juga perlahan hilang karena seringnya berlatih berbicara dihadapan orang banyak seperti evaluasi atau berdiskusi bersama teman-teman dan yang paling berkesan bisa bermain bersama anak-anak
Terima kasih sanggar karena telah menerimaku sebagai bagian dari keluarga sanggar
By ; Lufita Febriani