Relasi yang positif

Banyaknya berita mengenai ketidakharmonisan antara tetangga yang satu dengan yang lain, kurangnya kepekaan antara warga yang satu dengan yang lain yang memunculkan gosip-gosip dan saling menjelek-jelekkan, masih belum adanya rasa saling mendukung antara warga satu dengan yang lainnya, dan mungkin dari kesibukan mereka bekerja di berbagai macam bidang sehingga itu juga yang bisa menimbulkan isu-isu negatif di mata warga yang bertempat tinggal disana. Ini adalah beberapa problem yang saat itu terjadi di Kampung Tales.

 

Banyak warga yang mengeluhkan isu-isu tersebut dan ingin mengubah persepsi negatif itu menjadi positif. Ada kemauan dari beberapa warga untuk membangun kampung yang saling tolong menolong dan mengajak warganya melakukan hal-hal positif sehingga perilaku gosip menggosip itu bisa berkurang dan hilang.

 

Pada awal tahun 2017, ketika Sanggar Merah Merdeka mendengar isu-isu tersebut, mencoba membuat berbagai bentuk program sehingga dalam jangka panjang dapat berjalan dan mencoba membiasakan antara warga satu dengan yang lain bisa berkomunikasi dengan baik.

Salah satunya sanggar mengadakan kegiatan berbentuk pertemuan ibu-ibu, dengan harapan kegiatan ini akan menjadi kebiasaan ibu-ibu untuk saling berkumpul, berkomunikasi antar sesamanya. Bagiku inilah langkah yang baik untuk membiasakan seseorang untuk melakukan hal positif seperti halnya berkumpul bersama.

 

Sanggar mengagendakan pertemuan ibu-ibu di bulan April 2017, Itu adalah awal pertemuan yang nantinya akan berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Ketika itu pertemuan orang tua membahas tentang “mengolah perekonomian warga“. Dari pembahasan itu sanggar mencoba mengajak warga untuk mencoba memikirkan bagaimana cara mereka mengatur keuangannya sehari-hari, dan juga mengajak warga untuk membudayakan menabung.

 

Dari sinilah sanggar selalu mengagendakan pertemuan-pertemuan yang biasanya dilakukan seminggu sekali, sehingga nantinya akan ada solusi positif untuk membangun perekonomian warga-warga disini. Meski saat pertemuan tidak banyak orang tua yang hadir, akan tetapi sanggar tetap mengagendakan pertemuan orang tua ini.

 

Dari beberapa kali pertemuan akhirnya antara sanggar dan ibu-ibu di kampung sepakat untuk membuat koperasi di kampung Tales. Hal ini bagiku sangat berguna sekali ya.. Karena ini adalah langkah awal untuk membudayakan warga menabung sehingga perekonomian warga dapat terkontrol dengan baik dan selain budaya menabung hal ini juga bisa dijadikan sarana berkumpulnya warga sehingga rasa harmonis, dan saling memahami antara warga itu bisa terlihat.

 

Di bulan Agustus pertemuan orang tua mencoba mengajak ibu-ibu membuat kesepakatan dan mengajak ibu-ibu pengurus untuk segera memulai koperasi ini. Ketika di pertemuan sekian kalinya bersama mas Wisnu, ibu-ibu menyepakati nama koperasi yang akan digunakan yaitu “sumber Rezeki” yang artinya sumber rezeki ialah sumber penghidupan. Setelah menetapkan nama koperasi, pertemuan minggu depannya akan ada beberapa langkah awal yang akan dipelajari ibu-ibu sebelum membangun koperasi ini. Ibu-ibu yang dilibatkan sebagai pengurus diajak untuk belajar seputar koperasi.

Kemudian setelah dalam tahap pembelajaran, pengurus diajak untuk mencari beberapa orang untuk bisa bergabung dalam koperasi yang akan diadakan ibu-ibu Tales ini. Dari tahap untuk mencari anggota-anggota ini langkah yang bagus yang akan dilakukan yaitu setiap pengurus harus mensosialisasikan mengenai koperasi kepada ibu-ibu lainnya. Bisa kita lihat dari cara ini sesungguhnya dapat membantu ibu-ibu untuk bisa lebih mengenal dan berkomunikasi positif dengan warga-warga di Tales ini.

 

Seperti yang diharapkan sanggar dan ibu-ibu di Kampung Tales supaya bisa banyak yang terlibat dan bisa menjalin kerukunan antar warga, tanpa membeda-bedakan letak antar RT satu dengan RT yang lain, dan dari ras yang berbeda.

 

Oleh : Lufita Febriani

1 comment for “Relasi yang positif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.