Meretas Tantangan Pendidikan di Sanggar Merah Merdeka dengan Abjadpedia

Sanggar Merah Merdeka merupakan salah satu sanggar yang berada di Surabaya, lebih tepatnya berada di Jl. Tales III No. 1, RT 002/RW 010, Jagir, Surabaya, Jawa Timur. Sanggar Merah Merdeka merupakan sanggar yang bergerak di bidang pendidikan bagi anak-anak yang berada di sekitaran Jl. Tales yang memiliki keinginan untuk belajar. Di Sanggar, anak-anak akan mendapatkan pembelajaran mengenai Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan juga Komputer.

Tenaga pendidik di Sanggar Merah Merdeka juga merupakan pemuda dan pemudi disekitar yang secara sukarelawan mengajar di dalam sanggar. Tidak hanya itu, sering kali mahasiswa, ataupun komunitas lain datang untuk melakukan projek, yang dimana projeknya ialah menjadi tenaga pendidik di Sanggar untuk beberapa waktu. Kebetulan pada Bulan Agustus Sanggar Merah Merdeka menerima kami untuk sama-sama menjawab tantangan Disgraphia yang dialami beberapa anak didik disana, yang kurang lebih berjumlah 5-10 anak.

Dalam kunjungan kami, Sanggar ikut menyampaikan keluhan mereka terhadap beberapa anak didik yang terindikasi memiliki masalah kesulitan menulis dan kesulitan membaca, sehingga kami bersama dengan sanggar melakukan serangkaian diskusi untuk menentukan solusi yang dapat dilakukan, salah satunya ialah pada anak-anak yang mengalami masalah kesulitan menulis menggunakan sebuah media pembelajaran dan peningkatan kinerja saraf motorik mereka yang kami beri nama Abjadpedia.

Dalam praktiknya di hari pertama pelaksanaan, Abjadpedia telah berhasil menarik minat dan meningkatkan motivasi anak-anak serta meningkatkan keinginan mereka untuk dapat mengenal huruf dan bagaimana membuat huruf tersebut dalam sebuah tulisan. Kemudian, dalam uji coba Abjadpedia, kami menemukan bahwasanya Abjadpedia juga mampu memberikan peran yang cukup signifikan dalam meningkatkan kemampuan ingatan anak-anak dalam menghafal huruf.

Hari-hari selanjutnya disanggar kami mendapati kesulitan dalam mendapatkan fokus anak-anak, dimana saat kami sedang mencoba mengambil fokus mereka kepada pembelajaran, mereka lebih fokus untuk bermainan bersama teman-teman yang ada. Selain itu, permainan yang masih belum selesai juga menghambat kami untuk mendapat fokus mereka, sehingga mengharuskan kami untuk melakukan beberapa intruksi-intruksi untuk fokus seperti “Tepuk Diam” atau mengatakan “Hallo” yang akan mereka balas dengan kata “Hai”. Walau hal ini harus kami lakukan beberapa kali, disaat fokus anak-anak mulai kabur. Namun, selain intruksi-intruksi tersebut, seperti yang telah kami pertimbangkan dengan pihak sanggar, bentuk Abjadpedia yang seperti permainan labirin mampu mengambil perannya dalam menarik perhatian anak untuk fokus ke dalam permainannya. Selain itu, bentuk dan warna yang di tampilkan pada Abjadpedia yang menarik, juga berhasil memancing rasa penasaran anak untuk bisa mencoba.

Selain pada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam menulis, kami juga mendapatkan sedikit hambatan pada anak-anak yang mengalami kesulitan membaca. Pada kasus ini, bukan fokusnya yang menjadi kesulitan kami, namun dari daya ingat yang dimiliki si anak yang menjadi fokus kami, sehingga kami mencoba membuat ejaan-ejaan yang menjadi topi menyenangkan untuk si anak. Namun walaupun demikian, progres yang kami dapatkan tidak signifikan seperti yang kami harapkan sebelumnya, sehingga melalui konsultasi kami dengan beberapa ahli terkait, kami mengindikasi bahwasanya anak tersebut harus mengikuti tes psikologis terlebih dahulu untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang sebenarnya dialami oleh anak tersebut

Hingga pada akhir Agustus 2023, kami menyelesaikan projek Abjadpedia dan berpamitan dengan Sanggar Merah Merdeka. Kami mengakhiri sesi Abjadpedia dengan bermain dan berbincang-bincang bersama anak-anak. Tidak hanya bermainan, kami juga sesekali melakukan beberapa stimulus untuk melihat pemahaman mereka selama menggunakan media Abjadpedia, yang nyatanya berperan cukup signifikan dalam membantu kesulitan menulis pada anak-anak yang mengalami disgraphia pada Sanggar Merah Merdeka.

(Ahmad Yusuf dkk, Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.