Awal mula saya bergabung dengan para relawan di sanggar sebelumnya adalah saat saya berkenalan dengan mas Heru. Dalam proses pengenalan dan menjalin relasi dengan beliau, ternyata saya baru tahu kalau beliau adalah salah satu relawan dari sanggar. Kemudian beliau mengajak saya untuk mengenal dan berkunjung ditempatnya. Dari kehadiran saya disana, saya dikenalkan pada karya-karya anak Tales mulai dari boneka dari botol plastik, catatan-catatan impian yang dituliskan di selembaran banner dan lain sebagainya.
Setelah saya diperkenalkan dengan karya anak-anak sanggar yang ada di Bendul Merisi. Akan tetapi jika tidak melihat hasil karya anak-anak kampung Tales, saya kurang tahu secara lengkap. Maka dari itu saya diperkenalkan oleh teman-teman dari sanggar untuk berkunjung ke kampung Tales. Disana saya berkunjung ke kampung Tales. Tak sekedar berkunjung, saya juga ikut menjalin kedekatan antar warga setempat sehingga saya dapat melihat bagaimana kampung Tales dapat merespon baik relawan sanggar. Ternyata dengan adanya kehadiran teman-teman dari sanggar ini cukup membantu warga kampung Tales. Terbukti dengan adanya fasilitas yang dimiliki relawan seperti: mengajar anak-anak kampung Tales dalam bidang akademik, belajar sopan santun kepada orang dewasa atau sesama, mengajarkan kepedulian lingkungan, dan mengajarkan proses penanaman tanaman terhadap anak-anak kampung Tales. Tidak hanya dengan anak-anak di kampung Talesnya saja tetapi juga melibatkan orang tua anak-anak untuk terlibat secara langsung dengan kegiatan yang diberikan oleh para relawan sanggar terhadap kampung Tales. Kegiatan yang diberikan sanggar kepada para orang tua adalah dengan memberikan wawasan dan dampingan mengenai arti dan fungsi simpan pinjam (koperasi) yang melibatkan 5 sampai 8 ibu rumah tangga yang menetap di kampung Tales. Selain wawasan tentang koperasi, hal lain yang dilakukan yaitu dengan melibatkan orang tua yang didampingi oleh relawan sanggar merah merdeka untuk memberikan kritik dan saran ketika anaknya mengeluh soal sekolah. Dengan dibantu sanggar, para orang tua diarahkan untuk tidak hanya memberikan kritik dan saran melainkan juga memberikan rasa kepedulian terhadap anak mereka bahwa sekolah itu penting.
Bagi saya, pelajaran dan pengalaman yang saya terima adalah, pertama: proses itu menjadi penting dalam setiap hal karena proses tak pernah menghianati hasil. Terbukti proses yang dilakukan oleh teman-teman dari sanggar membentuk sebuah relasi dan membantu saya sebagai orang baru untuk membangun kedekatan kepada warga kampung Tales. Hal itu menjadi penting. Pengalaman yang sudah saya dapatkan selama ini adalah saya mengeksplorasi pengalaman saya dengan menjalin relasi dengan warga di kampung Tales, dengan anak-anak di kampung Tales, dan para relawan di sanggar merah merdeka. Selain membangun kedekatan, ada juga nilai solidaritas yang dibangun seperti ketika ada salah satu teman dari sanggar bingung dalam hal biaya untuk proses kelahiran anaknya, teman-teman dari sanggar membantu. Ketika ada bencana kebakaran menimpa kampung Tales RT 06 dan RT 07 teman-teman dari sanggar langsung membantu korban kebakaran dan lain sebagainya. jadi tidak hanya bersimpati saja namun juga berempati terhadap semua orang.
Alasan saya untuk mengajar dan melakukan proses penggalian data di sanggar merah merdeka ini sebagai berikut: pertama, sanggar merah merdeka ini menfasilitasi para masyarakat miskin untuk membangun perekonomiannya dengan melakukan ekonomi kreatif. Bentuk ekonomi kreatifnya adalah dengan program koperasi. Kedua, memberikan fasilitas edukasi kepada anak dan remaja dari metode mengajar, bermain dan memberikan contoh pengajaran yang diberikan para relawan kepada anak dan remaja. Ketiga, sanggar merah merdeka ini adalah salah satu divisi dari Yayasan Kasih Bangsa Surabaya (YKBS) yang bekerja sama dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang sering kali melibatkan para dosen WM untuk melakukan penelitian anak dan remaja dalam segi perkembangan. (oleh : Yogi Pamungkas,