Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pada suatu hari, datanglah beberapa Mahasiswa dari Universitas Ciputra (UC) ke sanggar kami untuk memenuhi tugas mata kuliah Entrepreneur. Seperti yang telah diketahui Entrepreneur yaitu sebagai seseorang yang mempunyai dan selalu membawa perubahan, inovasi, ide-ide baru yang dikombinasikan untuk mampu melakukan suatu perubahan / menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai sebelumnya. Sebagai contohnya bisa diambil dari kegiatan Mahasiswa Universitas Ciputra ini yang ditugaskan dalam menjalankan misinya yaitu kegiatan bersih kampung atau dengan kata lain ingin memperindah kembali kampung pemukiman yang berada di jalan Tales. Kegiatan yang dilakukan dari warga hingga Mahasiswa UC dan kakak relawan di bagi menjadi 2 (dua) hari dalam setiap minggu, untuk hari Minggu pertama pada tanggal 29 Oktober 2017 yaitu melamir tembok sedangkan hari Minggu kedua pada tanggal 5 November 2017 yaitu mengecat tembok rumah warga menjadi berwarna warni dan mengecat paving (sepanjang jalan). Kemudian untuk kegiatan anak-anak sendiri pada tanggal 5 November 2017 ini adalah melukis tempat sampah dari ban. Dan malam hari dilanjutkan pementasan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Oke disini saya mau flashback dulu, saat itu lufita mengeshare pengumuman lewat WA dan mengadakan rapat untuk cewek-cewek mengenai pembagian kerja yang dilakukan pada hari Jum’at sebelum hari H dilakukan. Disanggar kami terdapat 5 orang cewek yaitu lufita, dita, mbak tiwi, dan saya sendiri kemudian disusul oleh mbak cynda. Dari hasil diskusi yang telah kami obrolkan dihasilkan :
1) jumlah media yang perkiraan ada 40 tempat sampah,
2) jumlah anak 30-35 orang
3) jadwal rundown (mulai dari jam hingga susunan acara telah dibuat),
4) pembagian kelompok kerja yaitu : breafing mahasiswa UC dan WM dikoordinasi oleh lufita, sie perlengkapan (cat, kuas, koran, ember, kain, kapur, tempat sampah) dikoordinasi oleh lufita, sie ice breaking di koordinasi oleh mita, sie penjemputan dikoordinasi oleh mbak tiwi, sie konsumsi dikoordinasi oleh mbak cynda dan dita, sedangkan sie dokumentasi oleh mahasiswa UC dan WM,
5) pembagian kelompok untuk menentukan gambar yang akan dilukis pada tempat sampah, disini dihasilkan 3 macam gambar yaitu : gambar kartun, gambar buah dan gambar bunga untuk proses melukis pada tong sampah.
NEXT (Saat hari H telah dimulai) …
Pada hari Minggu tanggal 5 November 2017, kegiatan dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu pengecatan tembok di kampung Tales (dilakukan warga) dan melukis tempat sampah di Balai RW (dilakukan anak-anak) serta nantinya dilanjutkan dengan pementasan tari dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Disini kami ingin menceritakan seputar kegiatan yang lebih terfokuskan pada anak-anak. Untuk itu, saya ingin menjelaskan sedikit mengenai seni itu apa (maafkan jika terlalu pakai teori, efek melatih membuat skripsi). Hehe … Seni itu cipta karya yang dibuat oleh manusia dengan suatu unsur keindahan di dalamnya dan dituangkan secara bebas namun tetap bisa dinikmati oleh Panca Indra manusia baik penglihatan maupun pendengaran. Seni memiliki tujuan yang sangat positif yaitu dapat menjadikan semua orang merasa bahagia. Dari seni ini kita juga bisa mengapresiasikan kemampuan anak-anak dalam berkarya dengan melibatkan keterampilan, imajinasi, atau teknis. Seni lukis merupakan salah satu contoh seni rupa murni yang mengutamakan nilai estetika (keindahan) daripada nilai guna. Sedangkan seni tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan disebuah tempat dan waktu tertentu untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan maksud tertentu.
Langsung saja, kegiatan pagi hari sampai siang dilakukan melukis tempat sampah di Balai RW. Awalnya kami takut, karena faktor cuaca yang pagi hari saat itu sedang mendung dan sebagian hujan (termasuk dirumah saya) ini dapat menghambat jalannya kegiatan pada hari ini. Tetapi, untung saja kegiatan ini berjalan dengan sangat baik sampai akhir acara. Kemudian ketika saya datang di Balai RW sudah terdapat banyak teman-teman mahasiswa dari UC dan sebagian teman-teman relawan. Tetapi acara masih belum dimulai, karena disini kami menunggu teman-teman lainnya yang belum datang, dan sebagian dari anak-anak sudah datang ke Balai RW. Sambil menunggu waktu untuk melukis, saat itu mereka mengajak saya untuk jalan-jalan tetapi saya tidak mau, karena takutnya mereka nanti malah kecapekan dan akhirnya mbak tiwi berinisiatif mengajak mereka untuk menjemputi teman yang lainnya yang belum datang. Setelah waktu menunjukkan pukul 7’an mahasiswa UC memulai mengabsen dan melakukan pembukaan untuk pembagian kelompok-kelompok yang akan melakukan pengecatan tembok rumah warga di kampung Tales dan melukis tempat sampah di Balai RW. Pembagian kelompok mahasiswa pun telah ditetapkan, semua menuju pada tempatnya masing-masing termasuk teman-teman dari Universitas Widya Mandala (WM) membantu pengecatan dikampung Tales. Setelah waktu menunjukkan pukul 8’an sebagian anak-anak datang ke Balai RW dan mereka menanyakan kapan pengecetan akan dimulai, sedangkan saat itu ada kendala tempat sampah sebagai media yang akan dilukis belum juga datang, dan perkiraan memulai melukisnya itu habis dhuhur, kemudian kami bingung karena kalau dimulai habis dhuhur kasihan anak-anak sudah menunggu dan malamnya nanti akan ada pentas. Kemudian terdapat solusi beberapa mahasiswa dari UC pergi ke daerah Kenjeran untuk mengambil tempat sampahnya. Sedangkan di Balai RW, lufita memulai membreafing teman-teman mahasiswa UC mulai dari menjelaskan hingga pembagian kelompok. Setelah selesai membreafing dan anak-anak sudah banyak yang kumpul, kegiatan selanjutnya yaitu ice breaking atau lebih dikenal dengan mengadakan permainan, awalnya kami semua kebingungan untuk mengkondisikan anak-anak yang susah diatur, tetapi setelah lama pun akhirnya mereka mau diam dan permainan pun dimulai. Tapi disini saya mendapatkan kendala, macam-macam permainan yang ingin saya berikan ke anak-anak seketika hilang begitu saja, disini saya mengoreksi diri saya sendiri bahwa saya kurang aktif dalam memberikan materi permainan, entah lantaran bingung (kurang fokus) atau kurangnya tanggung jawab dalam memanage diri saya sendiri. Tapi, saat itu juga permainan dimulai oleh lufita dengan diadakan tepuk merah kuning hijau. Selanjutnya saya sendiri mengadakan permainan tentang konsentrasi. Dan terakhir mbak tiwi mengadakan permainan lagu yang saling menyambung dengan dibagi 2 kelompok (entah judulnya apa yang jelas seperti sedang apa sedang apa sedang apa sekarang, sekarang sedang … sedang … sekarang, begitu dilanjutkan seterusnya) dan yang kalah diberi hukuman menyanyi. Setelah selesai dengan permainan, anak-anak pun di berikan waktu untuk istirahat sebentar sambil menunggu media datang. Setelah beberapa jam kemudian, tempat sampah sudah datang, dan kami kaget awalnya terdapat 40 tempat sampah ternyata yang datang hanya 9 (sembilan) tempat sampah, yasudah kalau dipikir-pikir juga misalnya kita melukis 40 tempat sampah pasti akan memakan waktu banyak dan kasihan anak-anak nya juga. Hehehe … Setelah pembagian tempat sampah, kemudian anak-anak dikumpulkan membuat lingkaran besar untuk dibentuk kelompok dengan setiap anak menghitung angka 1 sampai 9, setelah angka 9 habis kembali ke angka 1 lagi begitu seterusnya. Next, kelompok 1 sampai 9 diarahkan langsung ke tempat yang sudah disediakan alat medianya dengan di dampingi masing-masing dari mahasiswa UC, disitu dibagikan kembali setiap kelompok harus melukis (menggambar) apa saja mulai dari hewan, buah dan bunga. Tapi disini sedikit ada perdebatan antara satu anak dengan yang lain, setelah ditentukan gambar yang akan dilukis sebagian dari mereka ada yang tidak mau melukis gambar begitu, mereka lebih ingin menggambar sesuai dengan kemauan atau kreativitas mereka sendiri. Sedangkan kita sudah menentukan 3 macam gambar yang sudah di tentukan, lah disinilah kesulitan dari kami bagaimana bisa membuat anak-anak dari pemikiran yang berbeda dijadikan dalam satu kesamaan. Seperti yang di terangkan lufita sewaktu breafing, pasti akan ada kendala mengenai gambaran yang ingin dilukis, dan solusinya kita sebagai kakak-kakak pendampingnya harus bisa meyakinkan anak-anak bagaimanapun caranya agar mereka mau bekerja sama dalam tim melukis tempat sampah sesuai dengan gambar yang sudah ditentukan di awal, dan kakak-kakak pendamping mendiskusikan dengan anak-anak serta memberikan penjelasan (pengarahan) yang akhirnya anak-anak pun mulai menerima dan melukis apa yang sudah ditentukan di awal tadi. Sedangkan yang lainnya pembagian untuk cat, kuas, kapur, dsb. Setelah perlengkapan selesai dibagi rata, anak-anak pun mulai melukis (menggambar) dengan penuh kegembiraan dan keceriaan. Setengah perjalanan, disini ada kendala lagi karena sebagian anak-anak ada yang menggodai temennya yang lain, mulai dari merusak lukisan yang sudah di gambar di awal sampai dengan ada yang bermain dengan cat dibuat coret-coretan di wajah. Astaghfirullah … Kemudian kami mengarahkan (menasehati) anak-anak yang berbuat risuh untuk jangan mengganggu temannya yang lain. Setelah beberapa jam dan waktu menunjukkan sudah siang, anak-anak mulai berhenti dan lelah sedangkan sebagian dari tempat sampah belum selesai sepenuhnya. Dan akhirnya kami kakak relawan membantu melukis apa yang kurang untuk ditambahi. Maksud dari sini, kita bukannya ingin merubah lukisan apa yang sudah dibuat oleh anak-anak, karena kita tahu mereka masih belajar melukis jadi ya hasilnya kurang maksimal tapi kita patut menghargai karya lukisan yang sudah anak-anak buat agar mereka merasa bangga. Disini saya sendiri membantu melukis yang awalnya berantakan, karena saya ingin melukis macam-macam buah akhirnya saya mulai melukis buah sesuai kemampuan saya dan dibantu dengan lufita, mbak cynda, dan mahasiswa UC (lupa nama e). Sedangkan yang lukisan berantakan lainnya di perbaiki oleh mbak tiwi dan mahasiswa UC dengan digambar pemandangan, entah kenapa ingin melukis itu maybe gambar itu yang paling mudah. Hehee … Setelah anak-anak berhenti melukis dan mencuci tangan, mereka dikumpulkan menjadi satu untuk pembagian konsumsi, lalu mereka di suruh pulang untuk beristirahat. Setelah mereka pulang, kami para relawan membersihkan Balai RW mulai dari penumpukan kursi, mengumpulkan cat, menyapu, dsb. Tapi kegiatan ini belum selesai, karena masih ada 1 (satu) kegiatan lagi yaitu mengecat sepanjang jalan (paving) di kampung. Saat teman-teman dari mahasiswa UC menuju ke kampung, kami cewek-cewek ber-4 yaitu saya, mbak tiwi, dita dan mbak via malah pingin beli bakso. Hehee … yaudah akhirnya kami memutuskan untuk membeli bakso dulu sebelum membantu pengecatan di kampung. Setelah selesai makan bakso, kami disana awalnya bingung mau ngecat tapi tidak ada alatnya, hingga nunggu beberapa waktu akhirnya ada kuas yang nganggur dan kami pun mulai membantu pengecatan dan salah satu anak ada yang membantu juga (lupa nama) sampai sore hari. Dan akhirnya pun kami semua izin pulang dulu untuk istirahat dan bersih-bersih, karena malamnya akan ada kegiatan pentas lagi.
Lanjut cerita, pada malam harinya diadakan pementasan untuk perpisahan dengan kakak-kakak dari mahasiswa UC serta memperingati Hari Sumpah Pemuda dan ini adalah pertama kalinya aku melihat anak-anak sanggar menari di atas panggung. Hehe … Betapa terkejutnya aku melihat anak-anak yang tampil beda malam itu dengan riasan make up di wajah mereka hingga kostum yang mereka gunakan sangat sederhana tapi terlihat cocok dan sesuai untuk usia mereka berdasarkan dengan tema lagu yang akan di tarikan, mulai dari seragam sekolah, baju casual (bebas), baju muslim, baju ala-ala sunda, dsb. Akhirnya saat-saat yang ditunggu pun telah dimulai, lufita berperan sebagai MC menyebutkan susunan acara malam ini. Acara awal dimulai dari tampilan anak-anak menari guruku tersayang, di sambung tarian kembali kesekolah, banjarian yang aku lihat disini mungkin anak-anak merasa grogi makanya di awal sedikit ada kendala dan kurang kompak, pembacaan puisi yang sangat lantang, pembacaan teks Sumpah Pemuda, hingga menyanyikan lagu Indonesia Raya, disini yang membuat aku terkesan yaitu tarian yang di padukan dengan permainan yaitu tarian jaranan dan tarian cublek-cublek suweng, kemudian di lanjutkan dengan sambutan dari Pak Wis (Salah satu dosen di UC) serta Romo Parno. Dan diakhiri dengan penutupan dan sesi foto bersama.
Jadi, melihat dari kegiatan yang sudah dilakukan oleh anak-anak Sanggar Merah Merdeka (SMM) dapat disimpulkan untuk seni melukis yaitu suatu kebebasan dalam berekspresi. Maksudnya, dari sini kita semua akan mengetahui bagaimana potensi anak-anak memiliki kebebasan dalam mengeluarkan ekspresi untuk menghasilkan kreasi seni lukis yang berdasarkan pada sumber inspirasi seni yang dikeluarkan (dipetik) dari kehidupan psikologis anak yang kreatif dalam kemampuan berfikirnya tanpa dibatasi oleh suatu apapun. Setiap anak memiliki daya kemampuan berfikir atau kreasi yang berbeda-beda, untuk itu kegiatan melukis bak sampah ini dilakukan per kelompok serta di dampingi kakak-kakak relawan dan mahasiswa UC dimana kakak-kakak ini berperan sangat penting dalam usaha membentuk keseimbangan pola pemikiran anak yang awalnya mereka ingin melukis berdasarkan kemampuan (keinginan) anak-anak sendiri (secara individu) dan harus bisa disatukan (menyamakan gambar yang sudah di tentukan oleh masing-masing kelompok dari 3 gambar tadi).
Sedangkan untuk seni tari disini dapat disimpulkan bahwa mengadakan sebuah pertunjukan / pentas dapat memberikan apresiasi untuk anak-anak agar mampu membangun jiwa nasionalisme anak dalam mencintai dan menjaga tradisi bangsanya sendiri, serta anak-anak dapat mengenal dan membentuk rasa memiliki terhadap kesenian dan kebudayaan. Jika kita sudah mengenalkan hal itu sejak dini terhadap anak, itu artinya kita telah membantu membentuk fondasi bagi bangsa Indonesia.
Sehingga, tujuan dari kegiatan ini yaitu kita dapat mengajarkan / mendidik anak-anak sejak dini untuk lebih mencintai seni agar mereka lebih bisa mengembangkan dan berekspresi (berkreasi) sebanyak mungkin dalam hal-hal yang berpositif sehingga menambah nilai dalam berkarya jual yang tinggi dari hasil yang telah anak-anak ciptakan. Serta dengan mengenalkan seni ini kepada anak sejak dini akan mengajarkan anak bersentuhan langsung pada budaya, sehingga kedepan anak-anak akan menjadi generasi yang bangga dengan budaya sendiri, mencintai dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya serta bisa mengembangkan sikap menghargai keberagaman budaya bangsa.
Kami selaku relawan dari sanggar mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen dari UC serta mahasiswa dari UC maupun mahasiswa dari Unika WM, yang sudah membantu memperbaiki kampung yang ada di jalan Tales yang awalnya kelihatan biasa diubah menjadi kampung yang penuh warna. Antusias kalian untuk berpartisipasi di Sanggar kami sangat luar biasa gaes. Dan tentunya juga terima kasih untuk Romo Parno, bantuan dari warga setempat serta kakak-kakak relawan, dengan diadakan kegiatan seperti ini diharapkan dapat memperkuat tali silaturrahmi dengan kampus-kampus yang lainnya. Amiin
Sekian,
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
By : Miftaqul Jannah Mukhodah