Saya mulai mengajar di gang Langgar, Wonokromo sejak tanggal 13 Februari 2018. Dari pertama kali saya mengajar sampai sekarang ini saya telah mempelajari banyak hal. Walau sebagai pengajar/ tutor, saya juga ikut belajar beberapa hal dari anak-anak sanggar. Hal-hal yang telah saya pelajari selama mengajar adalah kesabaran dalam menghadapi anak-anak, ketelitian dalam menyampaikan informasi belajar, dan juga cara berkomunkasi dengan siswa yang tentunya jauh lebih muda dan yang memiliki latar belakang pendidikan, serta kemampuan yang beragam, didalam maupun diluar waktu belajar
Dengan mengajar di gang Langgar di Wonokromo, saya belajar bahwa untuk mengajar anak-anak, terutama yang berusia 8-10 tahun memerlukan kesabaran. Hal ini disebabkan karena sifat dari anak kecil yang cenderung aktif. Dari pengalaman itu saya belajar untuk sabar dan lebih bisa toleran (mengerti) ketika anak-anak mulai ribut dan juga ketika mereka mulai merasa bosan dan ingin pulang secepatnya (walau waktu belajar yang telah ditentukan belum selesai).
Kedua, saya belajar untuk teliti dalam menyampaikan materi belajar yang ingin saya ajarkan kepada siswa. Saya belajar hal ini ketika saya mengajari seorang anak bernama Toni. Dikarenakan umur dan juga latar belakang yang sangat jauh berbeda, saya harus ikut mempelajari ulang cara yang efektif dalam menyampaikan informasi sehingga dapat dimengerti oleh anak tersebut. Hal ini bisa dilihat saat saya mengajarkan materi matematika dasar yaitu pengurangan dan penambahan. Walau materi ini cukup sederhana, akan tetapi, mengingat target siswa yang ingin saya ajar, cara yang saya pakai untuk menyampaikan informasi tersebut harus disesuaikan yaitu dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang dipahami oleh si siswa (paduan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa-Surabaya). Selain itu, saya juga harus memikirkan cara praktis agar anak tersebut mampu mengerti perhitungan-perhitungan terkait (contohnya dengan menggunakan objek/ alat tulis, garis, serta jari sebagai alat hitung. Selain matematika, saya juga mengajarkan pelajaran membaca. Disini, saya juga belajar akan pentingnya repetisi dan ketegasan dalam “memaksa” anak untuk melakukan repetisi tersebut karena repetisi adalah salah satu dasar agar anak dapat membaca dengan baik.
Hal ketiga yang saya pelajari selama mengajar anak-anak di gang Langgar adalah kemampuan berkomunikasi, terkhususnya saat berkomunikasi dengan siswa/ anak-anak yang berumur 8-10 tahun. Disini saya belajar untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Selain itu gaya bicara serta gesture yang saya tunjukan pun harus ramah agar anak-aak tidak merasa terintimidasi dan mau berkomunikasi dengan saya. Selain saat waktu belajar, saya juga belajar untuk berkomunikasi dengan anak-anak diluar waktu belajar. Salah satunya adalah dengan memikirkan topik pembicaraan yang menarik bagi anak-anak tersebut, sehingga mereka mau berbicara dengan saya.
Kesulitan yang dihadapi
Walau ada banyak hal yang telah saya pelajari selama mengajar di gang Langgar, ada pula kesulitan yang saya hadapi selama mengajar di gang langgar. Kesulitan yang saya temui selama melakukan service learning di gang Langgar berkaitan dengan cara berkomunikasi yang baik pada anak-anak.
Pada awalnya ketika pertama kali melakukan service learning di gang Langgar, kesulitan pertama yang saya jumpai adalah bagaimana caranya saya sebagai seseorang yang asing/ baru bagi anak-anak tersebut, dapat mengakrabkan diri dan membangun relasi yang baik dengan anak-anak tersebut. Untuk melakukan hal tersebut saya harus bisa berkomunikasi dengan baik. Tentu saja komunikasi bukanlah sesuati yang merupakan keahlian saya. Sehingga dalam usaha saya untuk membangun relasi tersebut saya harus keluar dari zona nyaman saya dan mulai berinteraksi dengan anak-anak tersebut walau terkadang saya sulit untuk menemukan suatu kesamaan topik atau common ground yang bisa dieksploitasi untuk membangun suatu interaksi yang tidak sepihak dengan anak-anak tersebut. Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah dengan mencari tahu apa yang disukai atau yang merupakan minat dari anak-anak tersebut secara individu, dan mulai membicarakan hal-hal terkait agar anak-anak tersebut mau berinteraksi dengan saya. Dari kesulitan tersebut saya belajar cara praktis untuk berkomunikasi dan membangun relasi dengan anak-anak, terutama yang berusia 8-10 tahun.
Oleh : Stellar Nube Mella